DARI MASALAH HILAL HINGGA HAPUSNYA LABEL ULIL-AMRI
By: Ustad Abul Jauzaa
Korupsi adalah dosa dan maksiat. Tapi korupsi
bukan faktor label ulil-amri jadi hilang. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam bersabda :
إِنَّكُمْ
سَتَلْقَوْنَ بَعْدِيْ أَثَرَةً فَاصْبِرُوْا حَتَّى تَلْقَوْنِيْ عَلَى الْحَوْضِ
“Sesungguhnya kalian nanti akan menemui atsarah
(yaitu : pemerintah yang tidak memenuhi hak rakyat – Abul-Jauzaa'). Maka
bersabarlah hingga kalian menemuiku di haudl” [HR. Bukhari no. 6648 dan Muslim
no. 1845].
إنَّهَا
سَتَكُوْنُ بَعْدِيْ أَثَرَة وأُمُوْر تُنْكِرُوْنَهَا قَالُوْا يَا رَسُْولَ الله
كَيْفَ تَأْمُرُ مَنْ أَدْرَكَ مِنَّا ذَلِكَ قَالَ تُؤَدُّوْنَ الْحَقَّ الَّذِيْ
عَلَيْكُمْ وَتَسْأَلُوْنَ اللهَ الَّذِيْ لَكُمْ
“Sesungguhnya sepeninggalku akan ada “atsarah”
dan banyak perkara yang kalian ingkari dari mereka”. Para shahabat bertanya :
“Wahai Rasulullah, apa yang engkau perintahkan kepada kami yang menemuinya ?”.
Beliau menjawab : “Tunaikan hak (mereka) yang dibebankan/diwajibkan atas
kalian, dan mintalah hak kalian kepada Allah” [HR. Muslim no. 1843]
فيه الحث على السمع والطاعة وإن كان المتولي ظالماً عسوفاً، فيعطي
حقه من الطاعة، ولا يخرج عليه، ولا يخلع، بل يتضرع إلي الله – تعالي – في كشف
أذاه، ودفع شره، وإصلاحه
“Di dalam (hadits) ini terdapat anjuran untuk mendengar dan taat
kepada penguasa, walaupun ia seorang yang dhalim dan sewenang-wenang. Maka
berikan haknya (sebagai pemimpin) yaitu berupa ketaatan, tidak keluar ketaatan
darinya, dan tidak menggulingkannya. Bahkan (perbuatan yang seharusnya
dilakukan oleh seorang muslim adalah) dengan sungguh-sungguh lebih mendekatkan
diri kepada Allah ta’ala supaya Dia menyingkirkan gangguan/siksaan darinya,
menolak kejahatannya, dan agar Allah memperbaikinya (kembali taat kepada Allah
meninggalkan kedhalimannya)” [Syarh Shahih Muslim lin-Nawawi, 12/232].
--------------
# Jangan suka mengarang cerita meski sudah punya awalan 'prof.'.
0 Response to "DARI MASALAH HILAL HINGGA HAPUSNYA LABEL ULIL-AMRI"
Post a Comment